ULURAN TANGAN ALLAH

Sabtu 22 Apr 2017

Hari Sabtu Dalam Oktaf Paskah

TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut (Mzm 118:18)

Kis 4:13-21; Mzm 118:1,14-21; Mrk 16:9-15
---o---

Sejenak kita kembali ke masa kecil kita. Saat di mana kita beranjak dari bayi yang merangkak un-tuk belajar berjalan. Apakah terus menerus orang tua kita memegang kedua tangan kita? Bukankah justru mereka membiarkan kita berjalan dengan usaha kita sendiri? Baru sesudah dilihatnya kita terjatuh, orang tua kita akan mengulurkan tangan untuk menolong kita bangkit dan belajar berjalan kembali. Sikap orang tua ini merupakan cerminan Pribadi Allah dalam menjaga dan memelihara kita.

Allah banyak mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap dewasa dalam menghadapi masalah hingga pada akhirnya kita menyadari kelemahan kita dan mem-buat kita berpaling pada-Nya untuk meminta perto-longan-Nya. Allah sangat bertanggungjawab atas ke-hidupan kita. Tanpa kita minta pun, Allah segera me-ngulurkan tangan-Nya untuk menolong kita bangkit dan berusaha melewati permasalahan itu. Allah tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Namun seringkali kita merasa bahwa pelajaran-Nya sangat keras dan sulit. Mungkin kita lupa untuk bersyukur untuk semua ke-jadian ini.

Marilah kita berlatih untuk bersyukur dalam semua peristiwa hidup kita. Imanilah bahwa Allah itu Maha baik dan tak pernah membiarkan kita jatuh dalam jurang maut yang dalam.

(Elizabeth)

Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
     


Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya. Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.

---