KESETIAAN DALAM PERKAWINAN
Jumat 15 Agu 2025Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (Mat 19:6b) Yos 24:1-13 Mzm 136:1-3.16-18.21-22.24; Mat 19:3-12 ---o---
Injil hari ini berbicara tentang kesetiaan dalam komitmen perkawinan dan inilah suatu tantangan bagi pasangan suami-isteri zaman modern ini. Dulu orang saling berjuang mempertahankan kesetiaan perkawinan demi kebahagiaan seluruh keluarga. Zaman ini orang cenderung untuk memementingkan kebahagiaan sendiri, yang penting adalah kebahagiaanku dulu. Sehingga tidak mengherankan begitu banyak kasus perceraian yang terjadi. Berbagai alasan digunakan untuk bercerai, jika sudah tidak nyaman atau tidak ada kecocokan lagi maka solusi perceraian dianggap yang terbaik, padahal banyak nilai-nilai lain dalam perkawinan yang masih bisa menjadi alasan mengapa sebuah perkawinan harus dipertahankan.
Injil hari ini, mengajarkan bahwa Allah yang telah mempersatukan suami dan istri, oleh karena itu, ketika Allah tidak lagi menjadi pusat dalam sebuah perkawinan, maka `ego` masing-masing yang menjadi pusat dan segala-galanya dalam keluarga. Oleh karena itulah suami dan istri harus bekerjasama untuk tetap menjadikan Allah sebagai pusat atau subjek utama dalam keluarga. Marilah kita meneladan Bunda Maria dan Santo Yosef, orang tua Santa Teresa dari Lisieux yang saling mencintai dan menjadikan Allah di pusat hidup keluarga. (Sr. M. Christa, P.karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com

Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.