Yesus memberikan gambaran seseorang yang melihat selumbar di mata saudaranya, tetapi tidak menyadari balok pada matanya. Ukuran selumbar jauh lebih kecil dibandingkan sebuah balok. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya manusia untuk melihat kelemahan pribadinya, tetapi mudah menilai kekurangan orang lain.
Rasul Paulus menjadi teladan pentingnya menyadari balok dalam diri, dan berkat kasih karunia Tuhan balok tersebut tercabut (bdk. 1Tim 1:13). Mungkin kita cenderung melihat kesalahan sesama dan menjadikannya berita panas untuk disebarkan. Kita mungkin lupa bahwa diri kita sendiri tidak sempurna, bahkan mungkin lebih buruk dari orang yang kita nilai tersebut. Mari kita membangun komitmen untuk membenahi diri sendiri dibandingkan menghakimi sesama, sehingga kasih Kristus dapat mengalir dalam diri kita dan mampu membagikannya kepada sesama.
*_Fr. Gerardino Ferreri, CSE_*
Jumat 12 Sep 2025
1Tim 1:1-2.12-14 Mzm 16:1-2.5.7-8.11; Luk 6:39-42
Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
https://www.renunganpkarmcse.com
*Join WA-Grup RenunganPKarmCSE, klik (pilih salahsatu)*
https://chat.whatsapp.com/B8acoC0NhgwKH2RCMkZXbM
atau
https://renunganpkarmcse.com/wagrup