#renungan

*MEMANDANG SALIB*

Minggu 14 Sep 2025

_Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan , supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:14-15)_


Orang Katolik sungguh aneh. Kita memajang sebuah alat penyiksaan di rumah kita dan mengenakannya sebagai perhiasan, bahkan lengkap dengan mayatnya. Memajang salib tidak ada bedanya dengan memajang tali gantungan atau pisau pancungan. Sesungguhnya, apa yang kita lihat ketika kita melihat salib? Kita melihat akibat dari dosa kita. Kita menyadari ada yang tidak beres dengan hidup kita dan masyarakat kita. Kita menyadari bahwa kitalah yang telah membunuh Tuhan dan seharusnya dihukum.

Ada seorang pengusaha sukses memajang cangkul karatan peninggalan ayahnya di kantornya, supaya tiap kali ia memandangnya, ia teringat akan jerih payah ayahnya membanting tulang di ladang, sehingga ia bisa bersekolah dan sukses. Demikian pula ketika kita memandang salib, kita hendaknya menyadari segala yang telah dilakukan oleh Tuhan untuk menyelamatkan kita.

Ketika kita memandang salib, kita diajak untuk mengingat dan menyadari harga yang telah dibayar oleh Tuhan agar kita selamat. Dengan demikian, kita akan terdorong untuk tidak menyia-nyiakan pengorbanan Tuhan dengan bertobat dan berusaha hidup kudus dengan meneladani Yesus yang telah merendahkan diri sehabis-habisnya karena cinta.

*_Fr. Paulus, CSE_*

Minggu 14 Sep 2025
Pesta Pemuliaan Salib Suci
Bil 21:4-9 Mzm 78:1-2.34-38 Flp 2:6-11 Yoh 3:13-17

Sumber:
*Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"*
https://www.renunganpkarmcse.com

*Join WA-Grup RenunganPKarmCSE, klik (pilih salahsatu)*
https://chat.whatsapp.com/B8acoC0NhgwKH2RCMkZXbM
atau
https://renunganpkarmcse.com/wagrup